Program Hamil Harus Medical Check Up – Merencanakan kehamilan tidak boleh sembarangan. Untuk menghindari berbagai risiko komplikasi atau gangguan kesehatan pada bayi selama dan setelah kehamilan, sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan fisik atau medical check up terlebih dahulu. Lantas, apa saja tes pra-kehamilan yang harus dilakukan?

Program Hamil Harus Medical Check Up

  1. Tes Darah

Tes ini adalah salah satu yang paling umum, dan bahkan dapat dianggap sebagai tes dasar, untuk berbagai keperluan pemeriksaan fisik. Karena hampir semua masalah kesehatan dalam tubuh kita dapat dideteksi dengan mengambil sampel darah. Bahkan saat melakukan tes pra-kehamilan, tes darah merupakan salah satu rangkaian tes yang harus dilakukan.

Tes darah dalam pemeriksaan fisik sebelum kehamilan dilakukan untuk mendeteksi kondisi genetik, seperti cystic fibrosis, penyakit Tay-Sachs, atau anemia sel sabit. Jika Anda atau pasangan membawa penyakit genetik tertentu dan tertular lebih awal, risiko kehamilan dan bayi dapat dihindari.

  1. Cek Kadar Gula Darah

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang harus sangat diwaspadai sebelum merencanakan kehamilan. Itu sebabnya, selain tes darah, pemeriksaan kadar gula darah juga merupakan salah satu jenis tes yang harus dilakukan ibu hamil, dengan kondisi diabetes atau pradiabetes.

Ibu hamil dengan diabetes yang tidak terkontrol berisiko melahirkan bayi dengan gula darah rendah, lahir mati, atau persalinan sesar. Oleh karena itu, ibu hamil yang menderita diabetes atau kelebihan berat badan sangat disarankan untuk memeriksakan kadar gula darahnya sebelum memulai program kehamilan.

  1. Pap smear

Bagi wanita yang sudah menikah atau aktif secara seksual, sangat dianjurkan untuk melakukan Pap smear secara teratur. Salah satu medical check up sebelum hamil adalah untuk mendeteksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita. Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita.

Jika ditemukan kelainan pada rahim dan vagina setelah Pap smear, dokter akan melakukan biopsi nanti. Biopsi ini lebih baik dilakukan sebelum kehamilan terjadi. Karena saat ibu hamil menjalani biopsi, bisa terjadi risiko nyeri, kram atau bahkan pendarahan.

  1. Tes penyakit kelamin

Sebelum merencanakan kehamilan, ibu hamil juga harus mengikuti tes penyakit kelamin, sebagai salah satu kelengkapan pemeriksaan pra-kehamilan. Karena penyakit kelamin seperti klamidia atau sifilis seringkali tidak terdeteksi sejak dini.

Penyakit menular seksual ini juga dapat membuat kehamilan lebih sulit, karena klamidia dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba di dalam rahim. Selain itu, penyakit kelamin tertentu juga dapat menghambat pembuahan, yang dapat mengurangi peluang kehamilan.

  1. Tes Fungsi Tiroid

Untuk memiliki kehamilan yang sehat, ibu hamil harus memiliki kadar tiroid yang normal. Karena jika ada kondisi tiroid, seperti hipotiroidisme, tubuh ibu tidak memiliki hormon tiroid yang cukup untuk memungkinkan janin tumbuh secara normal. Sebaliknya, jika hormon tiroid terlalu tinggi atau hipertiroid, janin dalam kandungan juga bisa terpengaruh. Kelebihan hormon tiroid dapat melewati plasenta dan meningkatkan risiko pembesaran kelenjar tiroid janin.

Masalah dengan hormon tiroid dapat didiagnosis dengan tes darah sederhana. Selain fungsi tiroid, tes ini juga dapat mendeteksi kondisi seperti HIV, hepatitis B atau C, dan sifilis yang dapat ditularkan ke janin dalam kandungan.

Baca juga: Paket Medical Chek Up Murah

  1. Periksa Obat

Jangan anggap enteng, mengetahui bahwa adanya alergi atau ketidakcocokan obat juga diperlukan, sebelum merencanakan kehamilan. Ibu hamil harus memastikan bahwa obat yang dapat diminum atau diresepkan oleh dokter selama program kehamilan atau selama kehamilan tepat dan tidak memiliki efek samping tertentu.

Alasannya, ada beberapa obat yang merespon dengan mudah terhadap kondisi tertentu atau obat lain. Misalnya obat darah tinggi dan obat epilepsi. Jadi, pertama-tama, pastikan dengan dokter Anda bahwa obat yang Anda konsumsi selama program kehamilan aman dan tidak akan menimbulkan efek samping yang berbahaya.